Asep pemuda desa datang ke Jakarta untuk kuliah. Demi menghemat biaya, Asep memilih tinggal di kontrakan bersama dengan Kubil, Bonar, dan Panda. Untuk itu Asep pun pergi ke kota besar dengan membawa ayam jago kesayangannya si Albert. Mereka menikmati kehidupan kuliah bersama dengan Debina dan Pretty.
Tak berapa lama, pacarnya Asep, Lilis, dijodohkan dengan pemuda kampung yang kaya raya. Karena selama ini hubungan mereka tidak dapat restu dari ayah Lilis, Asep mencari jalan supaya Lilis tidak meninggalkannya. Bonar dan Kubil menyuruh Asep konsultasi sama dukun. Setelah mendengar curhat Asep, dukun pun menyarankan Asep nyepi di sebuah pohon trembesi (pohon beringin) yang diyakini keramat. Dukun juga memberikan catatan mantra yang musti dibaca selama nyepi dan meminta sesajen yang dibawa musti lengkap tanpa kurang satu apapun.
Devina dan Pretty, teman sekampus Kubil dan Bonar, turut membantu dalam mencarikan sesajen. Namun, saat melengkapi sesajen, Panda mengambil salah satu telor sajen untuk sarapan.
Setelah melakukan nyepi di pohon trembesi keramat, kejadian-kejadian aneh dan konyol pun mengganggu Asep. Entah mengapa, Asep kerap disantroni penampakkan berupa pocong ngesot. Sosok pocong yang biasanya bergerak loncat-loncat, tapi ini malah ngesot. Dan bukan cuman Asep tetapi Kubil, Bonar, Wanda, Devina dan Pretty juga diganggu penampakkan pocong ngesot tersebut.
Saat kembali ke dukun, mereka diminta mengingat-ingat kelengkapan sesajen. Setelah merenung, barulah Asep sadar. Sesajen yang disediakan ternyata tidak lengkap kurang telur ayam kampung. Gara-gara inilah, menurut analisa gaib dukun, Asep dan kawan-kawannya diteror pocong ngesot. Asep menyesal nyepi di pohon trembesi keramat. Seandainya Asep berpikir dulu sebelum bertindak. Asep dan teman-temannya pun memikirkan cara agar terbebas dari gangguan pocong ngesot. Kedatangan Lilis yang menyusul Asep ke Jakarta menambah keyakinan Asep untuk bebas dari pengaruh dukun.
LIHAT TRAILER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar